YANG MUDA BERKELANA YANG TUA BERCERITA

58 sec read

Di waktu yang tidak datang dua kali, mungkin kita pernah menyesal kenapa saat muda tidak pergi ke suatu tempat, tidak mencoba sebuah pengalaman, atau bahkan tidak mengambil kesempatan yang hadir di depan mata. Masa muda memang singkat, ia adalah momen ketika tubuh masih kuat, langkah masih ringan, dan waktu terasa panjang. Namun, sering kali kita baru menyadari betapa berharganya masa itu setelah ia berlalu.

Yang muda berkelana, menapaki jalan-jalan baru, mengenal dunia lebih luas, belajar dari perjalanan yang kadang melelahkan, kadang menyenangkan. Berkelana bukan hanya tentang berpindah tempat, tapi juga perjalanan hati dan pikiran. Ia mengajarkan arti keberanian, kemandirian, serta kerendahan hati saat melihat betapa kecilnya kita di hadapan luasnya dunia.

Yang tua bercerita, menyimpan jejak langkah yang dulu pernah ditempuh. Dari cerita itulah, generasi berikutnya belajar tanpa harus mengulang kesalahan yang sama. Cerita-cerita mereka menjadi pengingat, bahwa setiap pilihan di masa muda akan menjadi kisah yang kita kenang di masa tua.

Sering kali kita lupa, waktu tidak akan menunggu. Kesibukan, rasa takut, atau penundaan membuat kita kehilangan kesempatan yang berharga. Hingga suatu saat, di usia senja, kita hanya bisa berkata, “Seandainya dulu aku berani mencoba.”

Namun, tidak pernah ada kata terlambat. Yang muda berkelana, belajarlah dari cerita yang tua. Dan yang tua bercerita, jangan biarkan pengalaman hanya tersimpan di hati. Bagikan, agar mereka yang muda tahu bahwa setiap langkah yang diambil hari ini adalah bekal cerita untuk hari esok.

Hidup adalah perjalanan yang tak bisa diulang. Apa yang kita lewatkan hari ini, mungkin tak pernah kembali lagi. Maka, beranilah melangkah, selagi kaki masih kuat dan hati masih berani. Karena kelak, yang tersisa hanyalah cerita.


Penulis : Abdul Basith

Mahasiswa Institut Agama Islam SEBI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Seedbacklink