Menjadi manusia bukan hanya soal hidup, tetapi juga tentang bagaimana kita mampu saling memahami, menghargai, dan menjaga sesama makhluk hidup. Kita hidup bukan sendirian di dunia ini. Ada tumbuhan yang memberi oksigen, ada hewan yang menjaga keseimbangan ekosistem, dan ada manusia lain yang juga berjuang mempertahankan hidup. Semua saling terhubung dan saling bergantung.
Namun, sering kali manusia lupa bahwa alam bukan hanya sekadar tempat tinggal, melainkan bagian dari kehidupan itu sendiri. Pohon yang kita tebang, sungai yang kita cemari, dan udara yang kita kotori, semuanya akan kembali berdampak pada diri kita. Ketika alam rusak, maka manusia pun akan merasakan akibatnya dari bencana alam, krisis pangan, hingga perubahan iklim yang semakin nyata.
Untuk itu, penting bagi kita menumbuhkan rasa peduli terhadap alam. Hal kecil seperti mengurangi sampah plastik, menanam pohon, menggunakan air seperlunya, hingga menjaga kebersihan lingkungan adalah bentuk nyata cinta kita pada bumi. Begitu pula dengan menghormati kehidupan hewan dan tumbuhan, karena mereka juga bagian dari ciptaan Tuhan yang memiliki peran penting di bumi.
Pada akhirnya, menjaga alam bukan hanya untuk kebaikan lingkungan, tetapi juga untuk kita sendiri. Alam yang sehat akan memberi kehidupan yang lebih baik bagi manusia. Maka, mari kita jaga keseimbangan ini dan untuk kita, untuk sesama, dan untuk alam.
Quotes:
“Alam adalah cermin kehidupan. Saat kita merawatnya, ia akan memantulkan kesejahteraan dan keindahan untuk kita. Tetapi saat kita merusaknya, yang kembali pada kita hanyalah bencana dan penyesalan. Maka, cintailah alam sebagaimana kita mencintai diri sendiri, karena hidup kita adalah satu tarikan napas yang berasal dari pohon, satu tegukan air yang berasal dari sungai, dan satu sinar harapan yang berasal dari matahari. Untuk kita dan untuk alam, mari menjaga keseimbangan, sebab masa depan tidak hanya milik kita hari ini, tetapi juga milik generasi yang akan datang.”
Penulis
Penulis : Abdul Basith
Mahasiswa Institut Agama Islam SEBI

