Seberapa Pentingkah Ucapan “Terima Kasih” Itu?

2 min read

Sebagai makhluk yang memiliki ketergantungan satu sama lain, manusia tidak akan pernah bisa hidup dengan mengerjakan segala sesuatunya sendirian. Kita pasti memerlukan bantuan orang lain, sekecil apa pun itu. Bahkan, setiap hari kita tidak bisa terlepas dari bantuan orang lain. Karena itu, terima kasih menjadi kata yang sangat penting untuk kita ucapkan.

Akan tetapi, tidak semua orang mau dan terbiasa mengucapkan kata-kata itu. Jika Anda yang sering menggunakan jalan tol, coba perhatikan ketika Anda berada di pintu tol. Di sana, ada petugas tiket yang setiap hari melayani ratusan, bahkan ribuan kendaraan yang keluar-masuk tol. Tetapi, apakah mereka berkenan mengucapkan terima kasih kepada para pengguna tol? Mungkin hanya satu dua orang saja yang mau mengucapkannya, selebihnya mereka terkesan cuek.

Sama halnya di SPBU. Berdasarkan pengamatan saya pribadi, petugas pengisian BBM jarang mengucap- kan terima kasih kepada pembeli setelah transaksi selesai dilakukan. Kalau tidak saya lebih dahulu yang mengucapkan terima kasih, mungkin petugas pengisi BBM lupa untuk mengucapkan kembali kata itu kepada saya. Tetapi, ada sedikit yang menggelitik hati saya. Ketika saya mengucapkan terima kasih, ada yang menjawabnya dengan “ya” atau “hmm”, bahkan ada yang tidak mempedulikan ucapan saya sama sekali.

Begitu juga ketika saya naik bus kota. Selama beberapa kali pulang pergi ke kampus ketika masih kuliah, saya lihat jarang sekali kondektur mengucapkan terima kasih kepada penumpangnya setelah melakukan pembayaran ongkos. Mungkin masih bisa dimaklumi kalau pembayaran ongkos dilakukan pada saat penumpang turun. Tetapi, kebanyakan penumpang melakukan pembayaran pada saat masih berada dalam bus.

Menurut saya, hal itu sangat ironi, apalagi dilakukan oleh orang-orang yang bergerak di bidang pelayanan. Apakah mereka tidak tahu atau pihak managemen sendiri tidak mengarahkan mereka untuk mengucapkan terima kasih kepada customer? Atau, sebenarnya mereka sudah mendapatkan arahan, tetapi mereka tidak mempedulikannya? Ini semua membuktikan bahwa mental masyarakat kita masih sangat lemah untuk menghargai orang lain.

Lantas, bagaimana dengan Anda? Apakah Anda selama ini sudah mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang telah berjasa kepada Anda? Jika Anda di rumah berlangganan koran, coba ingat-ingatlah berapa kali Anda mengucapkan terima kasih kepada si tukang loper koran? Kalau Anda mau mencermati, setiap pagi ia sudah mengantarkan koran ke rumah Anda. Padahal, untuk mengantarkan koran tersebut, ia harus berjuang sekuat tenaga. Ia bangun pagi-pagi sekali untuk mengambil koran dari distributor, lalu mengantarnya dari satu rumah ke rumah pelanggan yang lain. Jarang sekali pelanggan yang bertemu dengannya, karena biasanya mereka tahu-tahu mendapati koran sudah ada di pintu pagar atau teras rumah mereka. Mungkin dalam sebulan mereka hanya bertemu sekali dengannya, yakni saat penagihan saja. Itu pun barangkali mereka titipkan kepada pembantu. Di sini saya tidak meminta Anda setiap pagi untuk menunggu tukang loper koran datang, lalu mengucap- kan terima kasih kepadanya. Sama sekali tidak. Tetapi anda bisa meluangkan waktu beberapa kali dalam sebulan, misalnya saat libur akhir pekan (Sabtu dan Minggu), untuk mengucapkan terima kasih kepada tukang loper koran karena telah bersedia mengantarkan koran setiap pagi ke rumah Anda. Dengan begitu, ia akan merasa dihargai dan merasa senang setiap kali mengantarkan koran ke rumah Anda.

Tidak perlu jauh-jauh, orang-orang di sekitar Anda juga tidak boleh Anda lupakan, seperti pasangan dan anak-anak Anda, pembantu rumah tangga Anda, tetangga Anda, rekan-rekan kerja Anda, dan lain sebagainya. Jika saat ini Anda sudah merasa berhasil, Anda harus mengingat orang-orang yang turut berperan dalam keberhasilan Anda. Peribahasa Cina kuno mengatakan, When eating bamboo sprouts, remember the man who planted them (Jika Anda memakan rebung bambu, jangan lupa berterima kasihlah kepada penanamnya). Peribahasa ini mengandung makna, jika Anda sukses, janganlah lupa kepada orang-orang yang telah membantu Anda. Ucapan terima kasih Anda pasti tidak akan pernah ditolak oleh lawan bicara Anda, bahkan akan dibalas dengan senyuman yang ramah.

Barangkali dalam hati Anda pernah terlintas perasaan kecewa, karena Anda dilahirkan dalam keluarga yang pas-pasan atau bahkan miskin; mengapa kawan-kawan Anda dilahirkan di tengah keluarga kaya,sehingga mereka mendapat waris- an yang lebih dari cukup, sedangkan Anda harus ber- juang sendiri untuk hidup. Seperti itu. Bagaimanapun orang tua telah banyak ber- korban untuk Anda. Karena itu, ucapkanlah terima kasih kepada mereka. Jika Anda harus bergulat dengan keras- nya kehidupan, tetaplah ber- syukur kepada Tuhan dan ber- terima kasihlah kepada orang tua, karena Anda memperoleh kesempatan menemukan jati diri Anda untuk bertahan hidup. Perjuangan dan cucuran keringat Anda jauh lebih berharga daripada warisan yang Anda dapatkan secara mudah.

Saat anda bangun pagi, ucapkan terima kasih kepada Tuhan, karena Anda masih diberi kesempatan hidup hingga pagi ini. Anda masih bisa menghirup sejuknya udara pagi dan menyapa hangatnya mentari. Dan, Anda masih diizinkan menghiasi dunia ini dengan karya-karya Anda. Dengan senantiasa berterima kasih kepada Tuhan, maka tak Anda tak akan membiarkan waktu sedetik pun berlalu dengan sia-sia. Anda akan bersemangat dalam menjalani kehidupan ini. Ucapan terima kasih memiliki efek yang luar biasa. Ucapan terima kasih yang ditujukan kepada orang lain adalah bentuk penghargaan kepada orang tersebut. Sedangkan ucapan terima kasih yang ditujukan kepada Tuhan merupakan bentuk syukur atas segala karunia- Nya.

Muhammad Fikri Attamimi (STEI SEBI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Seedbacklink